Adanya efek yang dirasakan oleh orang lain atas kegiatan yang kita lakukan baik itu efek positif maupun negatif dalam bahasa ilmu ekonomi disebut dengan eksternalitas. Eksternalitas ini merupakan sampingan yang terjadi atas perilaku seorang manusia dalam melakukan kegiatan sehari – hari atau pun kegiatan produksi yang dilakukan suatu perusahaan. Menurut Guritno Mangkoesoebroto dalam bukunya yang berjudul Ekonomi Publik, eksternalitas timbul karena tindakan konsumsi atau produksi dari suatu pihak yang mempunyai pengaruh terhadap pihak yang lain dan tidak ada kompensasi yang dibayar oleh pihak yang disebabkan atau kompensasi yang diterima oleh pihak yang terkena dampak tersebut.
Sebagai salah satu contoh yang menunjukkan efek positif dari eksternalitas ini adalah misalkan ada seorang pemilik rumah yang senang bertaman. Ia senang menghias halaman rumahnya dengan tanaman – tanaman hias yang cantik. Maka terlihatlah bahwa rumah tersebut asri dan indah. Hal ini membuat para tetangga si pemilik rumah merasa senang. Itu berarti tetangga pemilik rumah tersebut mendapatkan eksternalitas positif. Bagaimana dengan contoh yang menunjukkan efek negatif dari eksternalitas ini ? Tentu saja sangat banyak yang bisa dijadikan contoh eksternalitas negatif ini. Salah satu contoh kecilnya adalah ketika anda hidup berdampingan dengan tetangga. Ada saat ketika tetangga anda memasang musik dan dengan kuantitas suara yang cukup besar. Jika hal itu membuat anda merasakan kesakitan pada telinga walaupun dalam skala kecil atau anda merasa terganggu karena anda tidak bisa istirahat dengan gangguan seperti itu. Ini artinya anda telah mengalami eksternalitas negatif dari apa yang telah dilakukan oleh tetangga anda tersebut.
Apabila ada suatu sumber perekonomian dalam masyarakat yang tidak dapat dialokasikan dengan baik dan benar maka hal ini disebut sebagai suatu kegagalan pasar. Hal ini akan menyebabkan produksi suatu barang akan terlampau banyak atau bahkan terlampau sedikit. Dengan adanya eksternalitas titik keseimbangan pasar menjadi tidak efisien karena penjual dan pembeli tidak memperdulikan dampak yang akan terjadi dari eksternalitas ini ketika mereka melakukan banyak penawaran dan permintaan. Dengan kata lain, titik keseimbangan pasar gagal memaksimalkan manfaat total bagi masyarakat secara keseluruhan (N.G. Mankiw, E. Quah, P. Wilson: Pengantar Ekonomi Mikro).
Salah satu contoh kasus kegagalan pasar yang paling sering terjadi dari faktor eksternalitas negatif adalah pabrik – pabrik atau perusahaan – perusahaan. Di Indonesia banyak sekali pabrik – pabrik yang membuang limbah hasil produksinya ke sembarang tempat. Kita ambil saja salah satu pabrik sawit yang ada di Sumatera Utara. Produksi limbah dari pabrik sawit tersebut dengan sengaja dibuang ke sungai dimana para masyarakat yang sebagian besar membutuhkan hasil dari sungai tersebut baik airnya maupun makhluk hidup yang ada di dalamnya seperti ikan – ikan. Masyarakat merasa dirugikan karena limbah dari pabrik sawit tersebut mencemari sungai yang membuat tangkapan ikan masyarakat setempat jadi berkurang.
Dengan adanya peristiwa ini, masyarakat setempat menuntut pihak pabrik atas apa yang telah mereka lakukan terhadap pencemaran sungai yang memberikan efek negatif pada masyarakat sekitar. Karena dituntut, pihak pabrik berusaha untuk membujuk warga dengan memberikan kompensasi berupa uang ganti rugi.
Tetapi, dengan diberinya kompensasi itu artinya pihak pabrik mengeluarkan biaya tambahan lain berupa biaya sosial untuk meredam kemarahan warga. Dan dengan bertambahnya pengeluaran perusahaan/pabrik tersebut maka akan meningkatkan biaya produksi sawit dan sawit akan mengalami kenaikan harga. Jika harga naik maka pembelian atas sawit tersebut akan menurun. Maka dengan ini terjadilah ketidakefisiensi dari suatu pasar. Dengan harga yang tinggi maka akan terjadi penurunan atas pembelian sedangkan barang yang telah diproduksi terlampau banyak. Hal inilah yang disebut dengan eksternalitas negatif dimana kegiatan yang dilakukan suatu pihak merugikan pihak lainnya. Hal tersebut merupakan salah satu eksternalitas lingkungan yang menyebabkan fisik hayati dari lingkungan tersebut mengalami perubahan dilihat dari segi manfaat dan biaya (Owen, 2004).
Kasus mengenai eksternalitas lingkungan diatas merupakan salah satu contoh fakta yang sudah banyak terjadi di Indonesia. Banyak perusahaan yang dengan egoisnya membuang limbah yang telah mereka produksi ke lingkungan sekitar dan menimbulkan dampak yang cukup besar bagi masyarakat. Pabrik – pabrik tersebut mendapat keuntungan tetapi dengan merugikan orang lain.
Hal – hal seperti itu adalah suatu hal yang sudah biasa yang sering terjadi di lingkungan sekitar kita. Disatu sisi pabrik – pabrik seperti itu memberikan dampak pada pembangunan ekonomi tetapi juga memberikan dampak negatif pada lingkungan. Dimana dampak negatif tersebut lebih berbahaya karena merusak lingkungan hidup. Kita sangat membutuhkan lingkungan yang bersih dan juga sehat. Karena itu akan membuat hidup kita lebih sejahtera jika dilihat dari sisi kesehatan. Tapi jika lingkungan hidup kita rusak bagaimana kita bisa bertahan hidup dengan keadaan seperti itu ? Ini sama saja membunuh kita secara perlahan.
Dengan adanya eksternalitas ini paling tidak kita bisa tahu dan memikirkan apa yang akan kita lakukan apakah akan memberikan efek positif atau negatif. Jika yang akan kita hasilkan adalah efek negatif harapannya kita bisa mencegah atau bertanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan. Dari kasus diatas eksternalitas negatif adalah perilaku/tindakan seseorang atau perusahaan yang dapat merugikan orang lain baik itu secara fisik maupun non fisik. Selain itu, efek dari eksternalitas negatif ini juga berpengaruh pada kegagalan pasar. Pada pasar yang tidak efisien akan terjadi pelimpahan suatu barang tertentu dan penurunan jumlah barang lain.
Untuk mengurangi dampak yang terjadi atas eksternalitas ini maka dibutuhkan peran pemerintah. Pemerintah diharapkan bisa membantu dalam menanggulangi masalah seperti ini. Membuat kebijakan – kebijakan adalah salah satu cara untuk menyelesaikan masalah yang ditimbulkan oleh eksternalitas ini.
Ditulis oleh Evelyne F Piliang